DPRD NTT JUNGKIR BALIK HABISKAN DANA PERJALANAN DINAS 18 KALI KE JAKARTA

                           foto, suaraflobamora.com



Pembaca:  Theindonesiantoday.com | Politik | 👁  10201

Kupang, Theindonesiantoday.com – DPRD-NTT, berupaya menghabiskan dana dengan melakukan perjalanan dinas diakhir tahun 2018, ada oknum pimpinan dan anggota DPRD masih ‘jungkir balik’ berusaha habiskan jatah perjalanan dinasnya, walaupun hanya sekedar ‘jalan-jalan’ atau numpang ‘nongol’ di Jakarta/daerah.

Walaupun hanya sekedar ‘jalan-jalan’ ke Jakarta atau di kabupaten/kota, para anggota Dewan yang terhormat  berupaya mengabiskan jatah perjalanan dinas yang ada.

Kegiatan Kunjungan Kerja (Kunker) pimpinan dan anggota DPRD yang telah dialokasikan belanja perjalanan dinas dalam daerah sebesar Rp 7.867.000.000. Namun terserap hanya 60-an% hingga triwulan III atau sebesar Rp.52,2 Milyar. 

Rendahnya realisasi  pada kegiatan Peningkatan Fungsi Koordinasi dan Konsultasi Pimpinan dan Anggota DPRD. Pada kegiatan tersebut telah dialokasikan dana  sebesar Rp 14.099.590.000. Dan terealisasi sekitar 71,63 persen.

Hal yang sama pun terjadi pada  program Peningkatan Fungsi Pembuatan Perundangan-Undangan. Yang dialokasikan untuk biaya belanja perjalanan dinas pada kegiatan ini sebesar Rp 15.784.574.000. Namun terealisasi  sekitar 55,19 persen sampai bulan Oktober 2018.

Dengan melihat penyerapan dana untuk  perjalanan dinas sangat rendah, sehingga membuat pimpinan dan anggota DPRD NTT harus ‘jungkir balik’ untuk menghabiskan jatah perjalanan dinasnya di tahun ini.

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh suaraflobamora.com, realisasi jatah perjalanan dinas pimpinan dan anggota DPRD NTT hingga triwulan III tahun 2018 masih rendah, yakni hanya sekitar 60-an persen.

“Untuk konsultasi RAPBD (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), perubahan anggaran, konsultasi Perda (Peraturan Daerah, red) dan lainnya, semua pimpinan dan anggota dewan ramai-ramai ke Jakarta. Itu pemborosan anggaran. Anggaran itu akan sangat berguna bagi masyarakat miskin dk NTT,” tandas sumber lingkup Pemprov NTT.

Menurutnya, untuk konsultasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat hanya diperlukan seorang dari unsur pimpinan dewan dan beberapa anggota dari alat kelengkapan dewan yang terkait. “Padahal untuk konsiltasi dan koordinasi hanya diperlukan beberapa orang. Yang lain hanya ke Jakarta untuk sekedar ‘pelesir’ dan numpang ‘nongol’ untuk habiskan jatah perjalanan dinasnya,” ungkap sumber yang tak mau disebutkan namanya.

Tidak hanya itu, lanjutnya, pimpinan dan anggota dewan juga sering menggunakan jatah perjalanan dinasnya untuk kepentingan partai dan pribadi. “Mulai dari urusan partai dan urusan keluarga dan lainnya, mereka sering menggunakan jatah perjalanan dinasnya,” ungkap ASN yang tahu seluk beluk penggunaan anggaran di DPRD NTT.

Seperti diberitakan suaraflobamora.com sebelumnya, Ketua DPRD NTT, Anwar Puageno yang didampingi Wakil Ketua DPRD NTT, Yunus Takandewa dan Alex Ofong dalam jumpa pers, Jumat (21/12/18), mengakui adanya peningkatan alokasi belanja perjalanan dinas DPRD NTT pada tahun 2019 hingga Rp 35,7 Milyar untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD NTT.

“Itu untuk mendukung pelaksanaan tugas pimpinan dan anggota DPRD NTT. Kemudian untuk penyusunan tatib (tata tertib DPRD NTT,red) baru. Kemudian fungsi pengawasan. Kemudian dinamika dewan dengan pemerintah. Apalagi dengan gubernur baru, kita perlu kesepakatan dan lain-lain,” jelas Puageno. (Xii)



 Copyright © 2018 The Indonesian Today.com . All Rights Reserved