Perjanjian Elohim Dengan Av'raham,Yitzahak dan Yakub Yang Sifatnya Abadi



Pembaca : Theindonesiantoday.com | Religi | 👀2.994

Oleh : Aspenas Warkey Cohen 

(Baca :  Kej 26:3-5................................)

Theindonesiantoday.com~Firman Tuhan : "Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. 

Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku."


SIFAT SUATU PERJANJIAN.

Hubungan Elohim  dengan umat-Nya digambarkan di sepanjang Alkitab dengan istilah "perjanjian." 

Kata ini muncul pertama kali dalam Kej 6:18 dan menjangkau hingga PB, di mana HaShem membuat perjanjian dimana Meshias Ben David akan mendirikan kerajaanNya di Yerusalem dalam milenium baru.

PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU

Dengan memahami perjanjian Elohim dengan para bapa leluhur (Abraham, Ishak, dan Yakub), kita belajar bagaimana Elohim  menginginkan kita hidup dalam hubungan perjanjian dengan-Nya.

1) Nama Elohim yang khusus dipakai dalam perjanjian di Alkitab adalah Yahweh (diterjemahkan "TUHAN";

Kej 2:4; Kel 3:14).  Kej 2:4; Kel 3:14....

Terkandung di dalam nama perjanjian ini ialah kasih setia-Nya, perhatian-Nya untuk menebus umat manusia, kehadiran-Nya yang setia dengan umat-Nya, dan kerinduan-Nya untuk bersekutu dengan umat-Nya dan menjadi Tuhan mereka.

2) Janji yang mendasar dari perjanjian HaShem  ialah janji-Nya "Aku menjadi Elohimmu dan HaShem  keturunanmu"

Kej 17:7.  

Di atas janji inilah dilandaskan semua janji yang lain dalam perjanjian itu. 

Ini berarti bahwa Elohim  dengan kokoh mengikat diri-Nya dengan umat-Nya yang setia untuk menjadi Elohim mereka, dan bahwa kasih karunia, perlindungan, kebaikan, dan berkat-berkat-Nya diberikan kepada mereka di dalam kasih (bd. Yer 11:4; 24:7; 30:22; 32:38; Yeh 11:20; Yeh 36:28; Za 8:8).

3) Sasaran akhir perjanjian Elohim  dengan manusia ialah membawa keselamatan, bukan hanya kepada satu bangsa (Israel), tetapi kepada seluruh umat manusia.

Elohim  sudah menjanjikan kepada Abraham bahwa di dalam dia "semua kaum di muka bumi" akan diberkati (Kej 12:3; 18:18; Kej 22:18; bd. Kej 26:4).

Elohim  menyalurkan kasih karunia perjanjian-Nya kepada bangsa Israel supaya mereka dapat menjadi "terang bagi bangsa-bangsa" (Yes 49:6; bd. Yes 42:6)

4) Di dalam berbagai aturan perjanjian yang dibuat Dari Elohim  dengan manusia sepanjang Alkitab, dua prinsip sedang berlaku:

(a) Elohim  sendiri menetapkan janji-janji dan kewajiban-kewajiban perjanjian-Nya ini, dan

(b) manusia diharapkan menerimanya dengan iman yang taat. Kadang-kadang jauh sebelumnya Elohim  sudah memberikan garis besar janji-janji dan tanggung jawab kedua pihak.

PERJANJIAN ELOHIM DENGAN BANGSA ISRAEL. 

Akan tetapi, tidak pernah manusia berada dalam situasi untuk tawar-menawar dengan Elohim  tentang ketentuan-ketentuan perjanjian itu.

PERJANJIAN ELOHIM DENGAN ABRAHAM.

1) Ketika Elohim  mengadakan hubungan perjanjian dengan Abraham (lih. Kej 15:1-21), dengan jelas Ia menawarkan berbagai janji yang sifatnya Kekal :

 Elohim  sebagai perisai dan upah Abraham (ayat Kej 15:1), keturunan yang banyak (ayat Kej 15:5) dan tanah Kanaan sebagai warisannya (Kej 12:1-3; Kej 15:7; Kej 15:6; Kej 17:8; bd. juga Kej 12:1; dan Kej 12:3; Kej 15:6; 17:8; 12:1,3

PANGGILAN ABRAHAM.

2) Elohim  meminta Abraham untuk menanggapi janji-janji tersebut dengan iman, menerimanya dan percaya kepada Elohim  sebagai Tuhannya. 

Karena ia melakukan hal itu, Abraham dianggap benar oleh ELOHIM  (Kej 15:6) dan diteguhkan dalam suatu hubungan pribadi dengannya.

3) Yang diperlukan untuk menerima perjanjian pada mulanya bukan hanya iman, tetapi Elohim  juga menuntut bahwa jika berkat-berkat perjanjian hendak diteruskan, Abraham harus sungguh-sungguh berusaha menyenangkan-Nya dengan hidup taat.

(a) Elohim  menuntut bahwa Abraham berjalan di hadapan-Nya "tanpa cacat"
Kej 17:1.

Dengan kata lain, jika imannya tidak disertai ketaatan (bd. Rom 1:5), Abraham takkan layak untuk berperan serta dalam maksud-maksud dalam janji  Elohim.

(b) Dalam satu kejadian khusus, Elohim  menguji Abraham dengan memerintahkannya mempersembahkan anaknya, Ishak (Kej 22:1-2). 

Abraham lulus ujian ini, dan oleh karena itu Elohim  berjanji akan melanjutkan perjanjian itu dengannya.

Kej 22:18).Kej 22:18.

(c) Elohim  secara khusus memberi tahu Ishak bahwa berkat-berkat perjanjian masih berlaku dan akan diwariskan kepadanya, karena Abraham telah menaati Dia dan memelihara perintah-perintah-Nya (Kej 26:4-5).

4) Secara khusus Elohim  memerintahkan Abraham dan keturunannya agar setiap lelaki yang lahir dalam rumah tangganya harus disunat (Kej 17:9-13). 

Selanjutnya Tuhan menetapkan bahwa setiap laki-laki yang tidak disunat akan dilenyapkan dari umat Elohim  (Kej 17:14), karena ia telah mengingkari perjanjian. 

Dengan kata lain, menolak untuk menaati Elohim akan mengakibatkan berkat-berkat perjanjian itu diberhentikan.

5) Perjanjian Elohim dengan Abraham disebut sebagai "perjanjian yang kekal." 

Elohim bermaksud agar perjanjian itu menjadi rencana yang kekal. 

Namun, rencana itu dapat diputuskan oleh keturunan Abraham sehingga Elohim tidak terikat lagi pada janji-Nya. 

Sebagai contoh, janji-Nya bahwa tanah Kanaan akan merupakan warisan abadi bagi Abraham dan keturunannya (Kej 17:8), dilanggar oleh kemurtadan Israel dan ketidaksetiaan Yehuda serta penolakan mereka untuk menaati hukum Elohim (Yes 24:5; Yer 31:32); maka Israel dibawa ke dalam pembuangan di Asyur (2Raj 17:1- 41), sedangkan Yehuda kemudian dibawa tertawan oleh Babilon (baca juga :  2 Raj 25:1-30; 2Taw 36:1-23; Yer 11:1-17; Yeh 17:16-21).

PERJANJIAN HaShem DENGAN ISHAK.

1) Elohim ingin menegakkan perjanjian Abraham dengan setiap angkatan berikutnya, berawal dengan putranya Ishak (baca juga  Kej 17:21). 

Dengan kata lain, tidaklah cukup bahwa Ishak adalah anak Abraham; ia juga harus menerima janji-janji Rlohim dengan iman. 

Hanya demikianlah Elohim  dapat berfirman, "Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu" (Kej 26:24).

2) Sepanjang 20 tahun pertama pernikahan mereka, Ishak dan Ribka tidak punya anak (bd. Kej 25:20,26).

Rahim Ribka baru dibuka setelah Ishak dengan sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan agar istrinya mengandung (Kej 25:21). 

Doa yang dijawab ini menunjukkan bahwa penggenapan perjanjian itu tidak tercapai melalui sarana-sarana alami, tetapi hanya melalui tindakan kemurahan Elohim  ketika menanggapi doa dan usaha mencari diri-Nya

Baca : Kej 25:21). 

3) Juga Ishak harus taat supaya terus menerima berkat-berkat perjanjian. 

Misalnya, ketika kelaparan menimpa Kanaan, Elohim memberitahukan Ishak agar tidak mengungsi ke Mesir, tetapi tetap tinggal di negeri itu. 

Apabila dia taat, Elohim berjanji akan "menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu" (Kej 26:3;  Kej 26:5).

PERJANJIAN ELOHIM DENGAN YAKUB.

1) Ishak dan Ribka memiliki dua orang anak, Esau dan Yakub. 

Biasanya berkat perjanjian diwariskan kepada yang sulung, yaitu Esau. 

Tetapi Elohim  menyatakan kepada Ribka bahwa saudara kembar yang tua akan melayani saudara kembar yang muda, dan Esau sendiri memandang rendah hak kesulungannya. Kej 25:31).

Apalagi, dia menunjukkan ketidakacuhan kepada standar-standar benar orang-tuanya dengan menikahi dua wanita yang bukan pengikut Elohim  yang benar. 

Singkatnya, Esau tidak menunjukkan perhatian pada berkat-berkat perjanjian Elohim. 

Oleh karena itu, Yakub, yang menginginkan berkat-berkat rohani masa depan, menerima janji-janji itu dan bukan Esau (Kej 28:13-15).

2) Seperti halnya dengan Abraham dan Ishak, perjanjian dengan Yakub menuntut "ketaatan karena iman" (Rom 1:5; versi Inggris NIV) bagi kesinambungannya. Selama sebagian besar hidupnya, leluhur ini bergantung pada kelicikannya sendiri untuk bertahan hidup dan berhasil.

 Ketika Yakub akhirnya taat kepada perintah dan kehendak Tuhan (Kej 31:13) untuk meninggalkan Haran dan kembali ke tanah Kanaan yang dijanjikan, dan secara lebih khusus ke Betel (Kej 35:1-7), barulah Elohim  memperbaharui janji-janji dari perjanjian yang dibuatnya kepada Abraham dengan Yakub (Kej 35:9-13).

Di genapi pada Yakub dan keturunannya.
Karena itu Berdasarkan isi perjanjian Tuhan dengan Av'raham Yitzach  Yakub dan Israel yang sifatnya Kekal..maka Yerusalem  adalah milik pusaka Av'raham Yitzach dan Yakub yg di wariskan Kepada bangsa Israel. 

Dengan demikian maka :  tidak ada satu bangsapun yg berhak atas tanah perjanjian(baca Yerushalaim, selain ISRAEl. Omeyn 

Shalom.
Biblical Hebrew Institute Cohen Indonesia Kupang NTT 

Tags :

       Copyright © 2018 The Indonesian Today.com . All Rights Reserved

Comments